SEKAYU – Tidak ada waktu untuk berlama-lama dalam euforia kemenangan! Hanya beberapa minggu setelah terpilih dalam Pilkada Serentak 2024, Bupati dan Wakil Bupati Muba terpilih, M Toha dan Kyai Rohman, langsung tancap gas. Pasangan ini menggelar rapat staf perdana di Guest House Griya Bumi Serasan Sekate, Jumat (31/1/2025).
Tidak sekadar seremoni, pertemuan ini menjadi ajang untuk memetakan tantangan terbesar yang harus segera diselesaikan di Muba. Infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat—semua masuk dalam agenda utama rapat yang berlangsung penuh energi itu.
M Toha membuka pertemuan dengan pesan yang tegas: Muba tidak boleh jalan di tempat.
“Kita bukan hanya melanjutkan program yang ada, tapi harus membawa perubahan yang lebih cepat dan nyata. Kita tidak ingin hanya sekadar ‘berjalan’, tapi harus ‘berlari’ untuk masyarakat Muba,” ujar M Toha dengan penuh semangat.
Ia menegaskan bahwa pemerintahan ini tidak akan terjebak dalam birokrasi yang berbelit. Semua program harus langsung berdampak ke masyarakat, terutama dalam sektor ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Wakil Bupati Kyai Rohman pun menambahkan bahwa kepemimpinan mereka akan berbasis keadilan dan kesejahteraan.
“Kita akan membangun Muba dengan hati, dengan keberkahan. Pemerintahan ini harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat kecil,” tegasnya.
Masalah Muba: Dari Jalan Rusak Hingga Lapangan Kerja
Dalam diskusi yang berlangsung, para kepala OPD, camat, dan pejabat daerah memaparkan berbagai tantangan di lapangan. Jalan rusak di pedesaan, angka pengangguran yang masih tinggi, serta layanan kesehatan yang belum maksimal menjadi perhatian utama.
Pj Bupati H Sandi Fahlepi yang turut hadir, mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi Muba tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa.
“Perubahan hanya bisa terjadi kalau kita semua bergerak lebih cepat. Tidak ada lagi waktu menunggu,” katanya.
Sebagai langkah awal, M Toha dan Kyai Rohman langsung menginstruksikan beberapa kebijakan strategis, di antaranya:
- Evaluasi besar-besaran proyek infrastruktur yang mangkrak.
- Percepatan realisasi anggaran untuk program kesejahteraan rakyat.
- Mendorong investasi baru agar lapangan kerja terbuka lebih luas.
- Reformasi layanan publik, agar masyarakat mendapat pelayanan yang lebih cepat dan mudah.
Rapat ini bukan sekadar perkenalan, tetapi menjadi awal dari gebrakan nyata. Harapan besar masyarakat Muba ada di tangan kepemimpinan yang baru. Kini, pertanyaannya bukan lagi “Apa yang akan dilakukan?”, tetapi “Seberapa cepat perubahan bisa terjadi?”
Muba sedang menuju era baru. Dan semua mata tertuju pada langkah nyata yang akan segera mereka ambil. (*)